Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2012

Jam Malam

aku mencoba berpikir ulang mengapa kita harus dibatasi oleh waktu? sehingga terkadang semuanya sia-sia terbuang di bawah segala tekanan dan belenggu melalui jalan kenangan digantungkan oleh rasa kemenangan ini sudah makin malam jalanan sepi dan semua hanya diam apakah kita semua akan sadar? mungkin biar nanti saja, kita harus sabar ini sudah lewat jam malam dan kau tahu aku harus kembali pulang

Harmoni Pelangi

Gambar
Aku berjalan, dan tanpa aku sadari aku tiba di tempat ini. Sore itu indah. Cahaya matahari tampak mulai meredup. Tapi beberapa pancaran sinarnya masih bisa dipantulkan oleh bangunan di depanku ini. Berdiri di depan sebuah tugu berpilar yang menyangga kubus dengan 8 kubus kecil di setiap pojoknya. Unik, itu yang pertama kali ada dibenakku ketika pertama kali melihat tugu itu. Entah apapun sejarah dan filosofinya, tugu itu dikenal dengan “Tugu Teknik”. Yah, aku memang salah satu dari bagian kecil Universitas Kerakyatan ini dan menjadi penghuni warga teknik terhitung sejak tahun ini. Sadar akan lamunanku di tengah jalan, aku melanjutkan perjalananku menuju kampus. Berjalan melintasinya membawa sebuah kenangan. Kembali teringat saat-saat pertama kali dipertemukan dengan para “Chibi-Chibi”. Seperti tak mau kalah dengan para ABG yang menggandrungi girl band dan boy band, begitulah kami menamai diri kami bersembilan. Itu bukan sebuah geng seperti yang ada di sinetron-sinetron remaja mur

Beda Tak Sama

Gambar
membicarakan hal yang abstrak membayangkan sesuatu yang berat meyakini cinta yang tak mungkin berakhir bahagia biarlah waktu yang ikut andil mengakhiri cerita yang pasti waktulah yang mengubah cerita ini menjadi kenangan ada kalanya kenangan itu kembali dengan sendirinya ke suatu tempat yang paling indah tapi tidak semuanya ada kalanya kenangan kembali mengikis, perih ingatan akan cinta yang tak mungkin menyatu keyakinan hanya 4 suku kata, 1 makna sederhana yang dapat pupuskan asa satunya cinta diantara mereka ketika keyakinan bukan hal mudah dan nilai kepercayaan tak bisa dinilai sederhana sudah biarlah aku menyerah! pasrah memahami ini tak akan menjadi satu tetapi aku tetap bersujud pada Tuhanku dan engkaupun berdoa dengan caramu masih berharap akan cinta yang tak berakhir semu kita semua sama-sama tahu Tuhan itu hanya satu biarkan semua jalan berpadu sampai suatu saat nanti berlalu (aku dan Mia dalam membahas cerita)

Merindukan Kenangan

Gambar
Di suatu malam di bulan Desember. Musim hujan. Langit malam mendung menutupi bintang. Beberapa tetes air jatuh ke bumi menjadi hujan. Hujan, dan itu hanya sejenak. Kertas, pensil, dan pena berserakan di tepi mejaku di samping laptop. Malam itu rasanya semua memuncak. Bosan, jenuh, dan jengah dengan segala kebiasaan dan rutinitas. Lelah memang, tapi apa daya aku tak bisa menolak semuanya. Di hadapkan malam dan Tuhan aku mengucap syukur. Menikmati indahnya hidup yang hanya sementara. Mengalun melodi alam dan rentetan cerita dibenakku dalam sekejap saja. Aku seperti ingin berlari kembali, ya, kembali ke masa yang telah aku lalui. Walaupun itu amat sangat tidak mungkin, aku tahu itu. Aku melepaskan pandanganku dari layar monitor yang masih menyala terang. Hanya sejenak, tapi efeknya sangat menenangkan. Kembali kubuka mataku, lalu kuulangi lagi. Perlahan kututup mataku. Kudengarkan sayup suara-suara malam. Kuhirup oksigen sebanyak-banyaknya sampai udara komplementer memenuhi rongga

Long Time No See

terakhir kali aku melihat seorang anak dengan muka polos berlari ke sana ke mari bermain dengan riang hati sekarang aku hanya bisa mengira mungkin semua sudah beda mungkin semuanya sudah tidak sama karena semua sudah berlalu cukup lama tapi dia tetap sabar dia tetap mau menunggu meski semuanya serba tak pasti hanya sebatas angan di atas awan mereka terlalu bodoh diperdaya waktu terjebak ilusi dihambat oleh jarak aku tak bisa membayangkan apa yang nanti harus dikatakan saat tiba suatu saat nanti haruskah dengan jawaban pasti? aku kagum kepada orang hebat mereka yang bersabar dan mau menunggu kabar

Melupakan

sebenarnya aku sudah jenuh jengah muak bosan lalu semua jadi pilu ketika aku kembali bersua dengan masa lalu yang membuat aku perih aku tak cukup paham dengan keadaan karena yang lalu sudah jadi kebiasaan dan haruskah semua ku lepaskan? semua jerat, simpul, dan ikatan mungkin disuatu saat nanti aku akan sadar yang harus ku lakukan seberat apa pun aku harus melupakan walau sesungguhnya ingin ku kenang (buat Mia yang galau akut)