Di suatu malam di bulan Desember. Musim hujan. Langit malam mendung menutupi bintang. Beberapa tetes air jatuh ke bumi menjadi hujan. Hujan, dan itu hanya sejenak. Kertas, pensil, dan pena berserakan di tepi mejaku di samping laptop. Malam itu rasanya semua memuncak. Bosan, jenuh, dan jengah dengan segala kebiasaan dan rutinitas. Lelah memang, tapi apa daya aku tak bisa menolak semuanya. Di hadapkan malam dan Tuhan aku mengucap syukur. Menikmati indahnya hidup yang hanya sementara. Mengalun melodi alam dan rentetan cerita dibenakku dalam sekejap saja. Aku seperti ingin berlari kembali, ya, kembali ke masa yang telah aku lalui. Walaupun itu amat sangat tidak mungkin, aku tahu itu. Aku melepaskan pandanganku dari layar monitor yang masih menyala terang. Hanya sejenak, tapi efeknya sangat menenangkan. Kembali kubuka mataku, lalu kuulangi lagi. Perlahan kututup mataku. Kudengarkan sayup suara-suara malam. Kuhirup oksigen sebanyak-banyaknya sampai udara komplementer memenuhi rongga...