Senyum Minggu Lalu
Siang itu, hari Jumat 10 Januari 2014
Musimnya minggu ujian. Siang itu sebenarnya aku gak ada ujian, tapi aku tetep ke kampus. Hari ini ada semacam technical meeting buat peserta SE (Studi Ekskursi), dan aku selaku panitia wajib hadir buat ngasi sedikit penjelasan, apalagi di acara ini aku diamanahi sebagai sie acara. Jarkomnya emang jam 1 siang kumpul di TN 6, tapi ya namanya juga orang Indonesia, ada aja ngaretnya. -_-
"Udah banyak yang kumpul?" tanyaku waktu Galih (si Ketua SE) keluar dari TN 6.
"Belum kok, masuk aja dulu Fam," jawab Galih.
"Enggak deh entar aja nunggu rame, eh peserta gimana? Masih kurang ya?," kataku sambil sedikit mengintip ruang TN 6 yang memang belum begitu rame.
"Yah mungkin masi sekitar 3 orang lagi, moga-moga ketutup. Ini bentar lagi dimulai ya, entar kamu yang jelasin teknis acaranya ya," kata Galih.
"Lha emang Hery gak dateng? Yo entar dibantuin deh jelasinnya."
"Aku gak tau Fam, iya gampang."
Kami menunggu beberapa saat sampai para peserta dan panitia benar-benar berkumpul. Beberapa menit kemudian ada seseorang dengan korsa abu-abu JTF mendekati ruang TN 6.
"Habib jadi ikut? Makasi ya udah mau ikutan," kataku kepada orang tadi sambil tersenyum lebar.
Habib cuma berjalan dengan santai menjawab sapaanku dengan tersenyum dan masuk ke ruang TN 6.
Yah, maklum aja kemarin-kemarin emang kita ada masalah dijumlah peserta yang memang berkurang dari kuota seharusnya. Dan kalau Habib datang ke sini, itu berarti dia merupakan peserta tambahan. Paling tidak dia udah mengurangi slot kosong buat SE.
Beberapa saat kemudian acara technical meeting siang itu dimulai. Setelah menjelaskan ini itu tentang acara dan rundown acaranya, dibukalah sesi membooking tempat duduk. Para peserta dibebaskan memilih tempat duduk sesuai keinginannya. Peserta yang notabene temen-temen seangkatan di jurusan pada berebutan milih tempat duduk. Ari pun sebagai sie akotrans mencatat denah tempat duduk di bus. Setelah selesai mencatat Ari masi menawari barang kali ada peserta yang belum mendapatkan tempat duduk.
"Ada yang belum dapet tempat duduk gak?" tanya Ari ke peserta.
Habib pun dengan kalem mengacungkan tangan sambil berkata "Di belakang aja gak papa".
"Sendirian gak papa nih?" tanya Ari dan Habib hanya mengangguk.
"Oke kalo gitu," kata Ari mengakhiri technical meeting siang itu sebelum penutupan.
Sebenernya aku juga gak begitu kenal Habib soalnya setauku dia diem. Mungkin karena temen-temen geng anak kelas C nya pada gak ikutan, jadi di SE ini dia gak ada temen duduknya.
Sebenernya aku juga gak begitu kenal Habib soalnya setauku dia diem. Mungkin karena temen-temen geng anak kelas C nya pada gak ikutan, jadi di SE ini dia gak ada temen duduknya.
Sore ini, 17 Januari 2014, ruang ICU RS Dr. Sardjito
Jujur baru pertama besuk orang sakit di ruang ICU. Kami bersembilan menjenguk seorang teman kami. Bukan salah satu teman sekelas memang, tapi hanya sekedar kenal dan dia teman satu jurusan kami. Masuknya harus bergantian biar gak rame. Tadinya aku cuma masuk bareng Andri sama Avy, tapi berhubung kita gak tau tempatnya yang mana, akhirnya Titus ikutan masuk.
Pertama kali liat aku juga gak percaya. Kepalanya masih dibalut dan dia masih gak sadar. Bahkan aku gak ngenalin sama sekali kalau itu orang yang sama yang terakhir dapet tempat duduk di bus buat SE, minggu lalu. Ya, sore ini kami sedang menjenguk Habib. Dan sore ini aku gak ngelihat senyum nya yang sama waktu dia mau masuk ruang TN 6 waktu technical meeting SE, tepat seminggu yang lalu. Di situ aku udah gak bisa ngomong apa-apa lagi. Cuma bisa ngedoain dalam hati.
Aku gak tau kejadian persis waktu kecelakaan gimana, karena beritanya juga masih simpang siur. Yang aku tau katanya Senin lalu Habib baru aja dari rumahnya di Gunung Kidul. Dia bermaksud melunasi pembayaran acara SE. Di perjalanan menuju Jogja itu lah Habib kecelakaan. Aku terenyuh banget waktu tau kalau dia kecelakaan gara-gara mau bayar SE. Dan otomatis, karena kecelakaan itu Habib gak jadi ikut SE dengan kondisinya yang sekarang ini.
Manusia memang cuma bisa berencana, tapi Allah lah yang berkehendak. Jika Allah berkehendak di luar rencana kita, kita sebagai manusia tidak bisa berbuat apa-apa.
Doa kami...
Cepet sembuh Bib, semoga bisa kumpul-kumpul lagi, terlebih sama geng kelas C nya yang katanya langsung pada dateng ke rumah sakit waktu tau kamu kecelakaan. Yang nungguin sampe berjam-jam waktu kamu dioperasi. Aku salut banget dengerin ceritanya. Semoga bisa naik gunung lagi (katanya suka naik gunung), dan terutama bisa kuliah lagi. Apalagi pasti udah ga ikut beberapa ujian di minggu ini.
Amin ya robbal 'alamin..
(buat Habib Nurrochim Teknik Fisika 2012 kelas C)
Komentar
Posting Komentar