Makna Fana


"Kalau jatuh, bangkit lagi"
"Berhenti sebentar, habis itu lari lagi"

Seperti hari biasanya, aku selalu rindu pantai. Menikmati jemari kaki dibelai ombak laut yang bergulung maju mundur tak henti. Memejamkan mata, merasakan hembus angin menerjang tubuh tegap ini, yang mungkin suatu saat nanti sudah tak merasa lagi. Kenapa Tuhan menciptakan fana? Yang aku tahu karena yang selamanya hanya akan menjenuhkan saja.

Dikelilingi segunduk tanah yang dikeduk mendadak sejak tadi pagi, aku yang terpaku sudah tak mampu tegar lagi. Pertama kalinya aku melihat benteng terakhirku yang terduduk layu dengan suara bergetar mengumandangkan adzan sayup-sayup menghantarkan ibunya yang pergi dari kefanaan. Sedari tadi subuh ada penyesalan yang sesak tak bergerak dalam hati, karena belum sampai di penghujung Ramadhan aku belum sempat menatap sekali lagi dari terakhir beliau terjatuh pada Sabtu pagi hari.

Aku yakin dia kuat, tapi aku tidak tahu seberapa kuat. Lelaki terbaikku sedang jatuh, tapi aku tahu dia akan bangkit lagi. Kami dipaksa berhenti sebentar untuk menyadarkan bahwa hidup harus tetap berjalan. Setelahnya kami akan tahu kalau yang selama ini dijalani akan jadi berbeda seterusnya.

Waktu mengajarkanku, bahwa mau tidak mau pada akhirnya kita dipaksa untuk menunggu. Jika sudah selesai semua urusanmu, maka tinggal menunggu kapan Tuhan memanggilmu. Sebaiknya bertemanlah dengan waktu dan kamu tidak akan merasa diburu. Jadi, kenapa Tuhan menciptakan fana? Mungkin agar kita lebih menghargai waktu.

Yang mencoba bercerita bukan fiksi

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kreatif dengan Koran Bekas

Senyum Minggu Lalu

PART 1 : FIRASAT