Akar-Akar Wangi

lampu merah, 25 detik kami menunggu
menunda sejenak perjalanan
semua kendaraan itu
seperti spektrum warna yang terus melaju

di sampingku telah duduk seseorang
lelaki tua renta
tapi semangatnya masih membara
badannya melemah, tapi selalu siaga

wajahnya keras
sekeras hatinya menjalani hidup
membawa sekarung seruling bambu
dan seikat akar wangi

aku baru sadar
hidup ini memang ekspansi kosmos
terus berkembang, sampai habis waktu
berusaha memahami lagi segala esensi

di belakang pasar
lelaki itu bersiap
mengangkut semua barangnya, lalu menghilang
selamat jalan pejuang kehidupan

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kreatif dengan Koran Bekas

Senyum Minggu Lalu

PART 1 : FIRASAT