Dalam Sebuah Perjalanan
Aku duduk
termenung. Kutatap jendela di sampingku dengan tatapan kosong. Aku bingung
harus melakukan apa lagi. Lelah dan letih bercampur jadi satu dan membuat badan
ini mulai merasa sakit. Yang bisa kulakukan saat itu hanyalah duduk dan
memejamkan mataku perlahan seraya memeluk tasku dengan erat. Dalam diam aku
memikiran sesuatu, memikirkan sebuah perjalanan.
Kubuka mataku perlahan, lalu
melihat keluar jendela. Hari memang sudah senja, dan jalanan hiruk pikuk penuh
kendaraan. Kembali ke dalam posisiku. Aku merasa sedang membuktikan hukum
relativitas. Walaupun aku diam, tapi aku tetap dianggap bergerak, tergantung
sudut pandang yang melihatnya. Untuk saat ini aku hanya diam namun merasa
nyaman dengan keadaanku yang sekarang. Aku hanya berpikir untuk tidak segera
berubah, tidak untuk secepat ini. Semua perjalanan butuh waktu, begitu juga
dengan perjalanan ini.
Sering kita mempersoalkan waktu.
Aku percaya pada waktu. Walaupun dalam perjalanan sebelumnya aku sering
dikhianatinya. Lalu dipisahkan oleh ruang, dan kami terperangkap dalam dunia
maya. Akhirnya aku putuskan bahwa hanya mereka yang pengecut yang bertahan di
dalam ilusi waktu. Dan akhirnya kelak kita tahu, bahwa untuk mengalahkan
keangkuhan waktu kita hanya perlu sama-sama menunggu.
Takut. Itu kata yang tepat untuk
saat ini. Aku takut akan semua kebiasaan ini. Kebiasaan yang direkayasa dan
dibuat-buat. Dibiasakan secara paksa bergantung padamu. Lalu apakah aku salah
menolak semua itu? Menolak untuk terbiasa dengan itu. Aku takut ketergantungan
yang akhirnya menjadi egois dan posesif. Asalkan kalian tahu, aku hanya takut
akan sebuah kenyataan. Karena di setiap kenyataan menyimpan kejutan. Bukannya
aku menolak fakta mentah-mentah, membuangnya percuma dan sia-sia tanpa
kepastian. Aku hanya masih berusaha meyakinkan diriku sendiri. Biarkanlah dalam
perjalanan kita, waktu yang turut andil dalam akhir cerita
Aku masih merenung akan arti
menggapai. Tentang dikejar, atau mengejar. Tentang perlunya diam untuk sebuah
perjalanan. Dan aku sekarang bingung harus berbuat apa. Bingung dihadapkan
pilihan, hati atau mimpi. Apakah aku harus berlari sekarang? Berlari dalam arti
mengejar atau menghindar? Ataukah aku tetap di sini, hanya diam? Sampai semuanya sadar dengan perlahan.
Sekarang coba yakinkan dirimu
sendiri. Apakah aku pantas? Apakah tidak akan menyesal kelak? Jika belum yakin,
maka hentikan langkahmu sampai di sini dan jangan melanjutkan perjalananmu. Semua
maafku untuk kalian yang merasa tersakiti. Terima kasih ku untuk yang mau bersabar
menanti. Kelak kamu akan tahu bahwa waktu yang akan mengakhiri semua ini.
Ah…andai kalian tahu. Aku ingin
semua segera menemui titik temu. Titik ku untuk berhenti. Dimana semua
perjalanan ini berakhir. Dan bisa bernafas lega dan tersenyum riang akan semua
hasil yang dicapai tanpa penyesalan. Lalu melanjutkan ke destinasi selanjutnya.
Komentar
Posting Komentar