Postingan

Menampilkan postingan dari 2013

September

Gambar
19 tahun, 19 foto, banyak cerita Hai manis, apa kabar? Bagaimana hari-hari mu? Menyenangkan?  Yah, aku tahu kamu lelah walaupun sebenarnya kamu menutupinya dariku. Lihatlah lingkar hitam di bawah matamu! Kamu kurang tidur? Pasti terlalu sering begadang karena tugas, atau malah iseng online tak jelas. Aku tahu kamu sibuk, tapi istirahatlah yang cukup. Makan mu pasti tidak teratur seperti biasanya kan? Ayolah, aku tahu sebenarnya badan mu sudah protes dengan masalah lambung. Aku bosan ketika kamu terlalu sabar. Kamu hanya bisa diam ketika menunggu dan bingung, menahan emosi mu ketika amarah di ubun-ubun. Aku percaya kamu hanya tak suka menjadi terlalu serius. Percayalah, semua yang memiliki alur punya jalannya sendiri untuk kembali atau pergi. Dan kamu sering mengatakan kalau kamu hanya butuh suatu keyakinan. Karena keyakinan itu bisa saja datang perlahan tapi penuh dengan pembuktian. Untuk itu berjalanlah dengan mantap, jangan sampai kamu berlari terlalu jauh tapi ragu.

Ikhlas ...

Hidup itu tak melulu soal membenci atau menyukai, menerima atau menolak, menunggu atau meninggalkan, mengingat atau melupakan, mengikat atau melepaskan, mengekang atau membebaskan,   tetapi terkadang tentang sama-sama saling mengikhlaskan. Karena pada akhirnya kita tak pernah tahu harus benar-benar pergi atau kembali.

Berhenti

Mari kita buat sederhana, kamu berhenti mencari, aku berhenti meragu.

Ruang Tunggu

Dari awal memang tak pernah ada niat. Membiarkan semua berlalu layaknya angin yang terus berhembus meniup dedaunan kering di ujung ranting tertinggi. Beberapa mulai berubah, atau memang semua harus beradaptasi seiring waktu yang terus saja berlari tak menghiraukan aku yang tertinggal dan terperangkap di sini. Aku sendiri tak akan pernah yakin apakah sanggup jika memang semua harus terjadi. Dan yang ku tahu ada yang terus memaksa ku untuk pergi agar tak lagi kembali. Cobalah meminta ku untuk menunggu. Karena aku tahu pasti, ada yang percaya aku mampu untuk itu. Aku tidak akan pernah membuat perhitungan pada waktu. Maka kembali lah jika sudi dan menetaplah. Agar aku tak lagi hilang arah dalam mencari. Tapi jika ada yang memutuskan untuk pergi, aku memberi kebebasan. Tidak ada perjanjian, tidak ada paksaan. Membiarkan memilih jalannya sendiri. Tak usah menghiraukan aku yang masih di ruang tunggu ini, memandangi hari, menimbang diri untuk membuat keputusan pergi. Maka tolong tuntut aku

Pergi

malam itu air matanya habis, menyesali semua menyalahkan orang-orang di sekitarnya membenci perpisahan, jenuh dengan keterlambatan, mengutuk kebiasaan "terima kasih" katanya dalam hati karena ia tahu, mereka semua terlalu sempurna perlahan kemudian ia menuju pintu ku hentikan langkahnya dan bertanya "kamu mau ke mana?" sambil tersenyum dan menutup pintu ia menjawab lirih "pergi"

Sebuah Pesan

Semakin lama kita akan semakin sadar, bahwa hidup ini bukan hanya sebuah cerita. Hidup ini begitu nyata, bukan ilusi atau imajinasi yang biasanya kita reka sesuka hati. Mungkin beribu kata maaf tidak akan bisa merubah apapun, segalanya sampai saat ini. Dulu ketika ada orang yang menyatakan hal yang sama, aku hanya bisa bergeming, toh dia tidak tahu siapa aku sekarang. Dan sampai saat ini, itu membuat aku berpikir apakah aku terlalu jahat? Ah, tidak juga, karena semuanya tidak harus butuh kepastian. Saat sadar usia semakin bertambah, aku bukan lagi anak kecil yang tidak bisa menentukan arah. Anggap saja aku pemberontak, karena terkadang aku dianggap seperti itu walaupun maksudku tidak demikian. Aku hanya berusaha memperjuangkan apa yang aku anggap baik ketika itu benar adanya dan patut diperjuangkan. Hanya saja sering kali anggapan itu dibilang salah. Semakin tua, lama-lama kita juga akan menyadari bahwa hidup itu semakin kompleks. Yang sebelumnya tidak kita ketahui, sekarang mulai

Mawar Hitam dalam Toples

purnama buram nampak di langit makin lama makin meninggi semua mulai memuncak di ubun-ubun penuh sesak membuncah dalam dada aku diburu waktu habis dimakan umur ketika berlari dikerjar seteru dijebak tak bisa kabur hidup memang perjuangan dan semua ada saingan tapi rasa itu bukan mainan, bukan taruhan karena hati bukan barang yang bisa dijual kenapa tak ada yang pernah paham? aku kecewa setengah mati lelah dalam diri sakit dibalut perih mungkin ini budak emosi berlutut pada ambisi berserah dimanipulasi diakhiri dengan konspirasi keluhku bukan untukmu sedih ini dihabisi tawa disembunyikan dalam senyum dikunci rapat, dibungkus sandiwara berharap aku bukan mawar hitam dan kamu bukan sebuah toples hias tidak ada kamuflase karena aku menolak untuk serapuh itu

Tak Terjawab

terkadang mulai gerah mungkin karena jenuh, atau memang sudah jengah ogah dengan semua kemunafikan ingin rasanya berlari tak pernah berhenti dan tak akan dihalangi karena aku begitu heran mengapa ada yang dianggap semuanya salah hanya bisa terdiam, walaupun terlihat menghindar merasakan hembusan angin lembut dengan segala misterinya dengan senyum kemudian berlalu apakah aku harus selalu bertanya? harus bagaimana dan seperti apa? sepertinya hanya perasaanku saja ketika aku melihat sekitar, aku tersadar terjebak di dalam otakku, lalu membusuk biarkan, lepaskan, pasrahkan abadi dalam ingatan

Kreatif dengan Koran Bekas

Gambar
Hei-hei! Musim liburan nih! Kalo emang gak ada kerjaan alias nganggur, mending berkreasi. Berhubung di rumah banyak koran bekas berserakan dan gak kepake, alhasil aku mencoba buat barang bermanfaat nih dari koran bekas, mau ikutan? Keranjang Unik Alat dan bahan: 1. kertas koran sesuai kebutuhan 2. cutter/gunting 3. lem 4. selotip Cara membuat: - lipat kertas koran menjadi 2, lalu potong (lihat foto). - lipat dan gulung kertas koran sampai habis, ukuran lipatan disesuaikan. ujung lipatan di lem agar tidak lepas (lihat foto). - setelah membuat banyak sesuai kebutuhan, anyam lipatan koran tersebut. bila panjangnya kurang, bisa disambung dengan selotip. anyam sesuai ukuran dasar keranjang yang diinginkan. - kemudian anyam bagian samping keranjang seperti pada foto. setiap selesai menganyam satu helai, satukan ujung koran dengan lem dan selotip. - terakhir, rapikan ujung-ujung koran yang dianyam, lalu beri lem. agar menarik, beri tali atau pita sebagai hiasan

Tanah Basah

Gambar
aku benci semua berkonspirasi dikhianati malam dan ditipu hujan entah mengapa, tapi aku heran semua harus terburu seperti bisa mengulang walaupun semuanya semu mungkin kalian setuju tanah basah selalu membuat rindu segar dan membawa semangat baru selalu membawa kenangan masa lalu bercengkerama dengan kawan lama mengingat saat-saat bersama mau apa lagi, semua sudah biasa biar tahun ini jadi akhirnya (malam tahun baru gagal pergi)